
3 Dongeng Anak
Salah satu tradisi turun temurun yang cukup baik dan harus dilestarikan oleh para orangtua, terutama ibu adalah membaca dongeng sebelum tidur pada anak-anaknya. Ada banyak dongeng anak yang biasa dibacakan menjelang tidur, antara lain:
-
Kisah Pohon Apel
Diceritakan ada seorang anak kecil yang suka bermain di bawah pohon apel. Hampir setiap hari anak kecil tersebut menghabiskan waktunya untuk memanjat serta menikmati buah apelnya yang manis.
Ketika si anak sudah mulai menginjak remaja, ia pun sudah tidak bermain-main lagi di bawah pohon apel tersebut. Pohon apel pun merasa sedih dan kesepian. Hingga suatu ketika, si anak kembali lagi. Waktu itu si anak kelaparan, dan pohon mengizinkannya untuk mengambil buah apel dan menjualnya ke pasar.
Pada suatu hari, rumah anak tersebut kebakaran dan membuat ia beserta keluarganya kebingungan untuk membangun kembali rumah mereka. Pohon apel kembali menolongnya. Maka diambilah beberapa batang pohon apel sebagai pondasi rumah yang baru.
Tahun terus berganti, si anak kecil pun kini sudah renta di makan usia. “Akhirnya kamu kembali,” sapa pohon apel. “Kini aku sebatang kara, tak tahu harus ke mana. Hatiku menuntunku berjalan kesini. Aku tak lagi butuh buahmu, aku hanya perlu bersandar,” kata si anak kecil yang kini sudah lanjut usia.
Lalu, anak kecil yang sudah tua itu menghembuskan nafas yang terakhir di bawah pohon apel tersebut. Bahkan, ia juga dimakamkan tepat di samping pohon apel.
-
Si Kelinci yang Sombong dan Kura-Kura
Dongeng lawas yang satu ini menceritakan tentang seorang kelinci yang sangat sombong, yang merasa dirinya binatang dengan kemampuan berlari paling cepat di dunia. Pada suatu hari, sang kelinci menantang lari kura-kura dengan penuh kesombongan. Sang kura-kura yang rendah hati menerima tantangan tersebut.
Si kelinci yang sombong itu sudah yakin sekali akan menang, sehingga sangat bersemangat dan mengumumkan ke seluruh penghuni hutan bahwa ia akan mengikuti lomba lari dengan kura-kura. Dengan angkuhnya ia menyuruh semua penghuni hutan untuk menyaksikan kemenangannya itu.
Pada hari perlombaan, si kelinci melesat dengan cepat di awal. Sementara si kura-kura berjalan lambat dan terus berusaha lari sebisa mungkin untuk mengejar kelinci yang sudah jauh di depan meninggalkannya.
Mendekati garis finish, si kelinci angkuh tersebut memutuskan untuk istirahat sejenak di bawah pohon yang rindang, sebab ia sudah yakin 100% akan menang dan tidak mungkin dapat disusul oleh kura-kura.
Namun, sang kelinci tersebut tertidur pulas sehingga sang kura-kura pun dapat menyusul dan memenangkan perlombaan tersebut.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah kita tidak boleh sombong dan menganggap remeh orang lain.
-
Kisah Putri dan si Katak
Diceritakan ada seorang Putri Kerajaan yang cantik mempesona sedang asyik bermain bola di pinggir sungai. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan bolanya hingga masuk ke sungai. Sang Putri sangat sedih karena tidak mengambil bola kesayangannya itu yang masuk ke sungai yang sangat dalam.
Pada saat sedang bersedih, tiba-tiba muncul seekor katak ke permukaan dan bertanya apa yang membuat sang Putri sedih. Sang Putri pun lalu menceritakan apa yang terjadi pada katak dan berjanji akan melakukan apa saja jika bolanya bisa kembali lagi.
Katak pun akhirnya membantunya dengan mengambil bola yang masuk ke dalam dasar sungai tadi. Setelah berhasil mendapatkan bolanya kembali, sang Putri justru memilih pergi begitu saja dan meninggalkan sang katak.
Hingga pada suatu malam, katak mendatangi istana untuk menagih janji sang Putri dan ia pun terpaksa menepati janjinya itu.
Lalu di malam ketiga, katak bewajah buruk ini berubah menjadi sosok pangeran tampat yang sontak mengejutkan sang Putri.
Sang katak pun menceritakan kejadian yang telah menimpa dirinya, “Aku dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor katak. Beruntung, aku bertemu denganmu yang menjadi syarat untuk melepaskan kutukan penyihir jahat itu,” ujar pangeran.
Singkat cerita sang pangeran menikahi sang putri dan hidup bahagia.